Pengertian Aliran Realisme
Menurut
istilah, realisme yaitu aliran yang memandang dunia ini tanpa
ilusi, apa adanya tanpa menambah atau mengurangi objek, penggambaranya sesuai
dengan kenyataan, memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal
yang buruk sekalipun. dari mulai karakter, suasana, dan objek, untuk mencapai
tujuan yang lebih hidup.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Realisme di dalam seni
rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil
dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi
tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa untuk
memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.
Sejarah Aliran
Realisme
Pada abad ke-19 muncul
juga gerakan sosialisme. gerakan ini mengajarkan kolektivisme dan kebersamaan.
Karl Marx mengumumkan manifestonya dan dari manifesto ini lahirlah komunisme.
Kepercayaan terhadap agama juga merosot sebagai akibat perkembangan iptek.
Karena agama tidak lagi mndominasi kehidupan manusia, maka dicari formulasi
baru terhadap kepercayaan agama. Hegel (Jerman) adalah orang yang melakukan
pekerjaan itu.
Suatu perkembangan
lebih lanjut dari realisme adalah aliran naturalisme, yang lahir dan berkembang
di Perancis. Apabila realisme merupakan ucapan artistik suatu sikap terhadap
kenyataan yang biasa pada berbagai individu di zaman apapun, maka naturalisme
merpakan ucapan artistik di abad ke-19. Pengarang naturalisme, Emile Zola,
mengatakan bahwa pengarang harus meniru ilmuwan dengan mengamati kenyataan
tanpa menyelidki sebab-sebabnya mengapa kenyataan itu demikian. Pengarang
naturalisme Perancis yang terkenal adalah Flaubert, Alphons Daudet, Maupassant,
Zola, dan de Goncourt.
Realisme sering
dibingungkan dengan naturalisme. Realisme menggambarkan kebobrokan kelas
menengah, sementara naturalisme menggambarkan kebobrokan kelas gembel karena
ambisi untuk dapat naik ke kelas yang lebih tinggi dengan mengorbankan apapun
demi ambisinya tercapai—naturalisme tidak menghadirkan konflik-konflik yag
berkaitan dengan moral. Dalam ilmu ada sosiologi (membahas kelompok-kelompok
masyarakat) dan sosiatri (membahas kelompok masyarakat kelas rendah/gembel).
Jadi, realisme berkaitan dengan sosiologidan naturalisme dengan sosiatri. Realisme
sosial di Rusia merupakan kelanjutan realisme. Di Indonesia dikembangkan
realisme sosialis oleh Lekra.
Suatu perkembangan
realisme lain adalah Neue Sachlichkeit—dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah The New Objectivity– yang muncul pada awal abad ke-20. Aliran ini,
sesuai dengan realisme, hendak mencapai gambaran kenyataan secara objektif,
namun dengan banyak menghadirkan kritik sosial dan poltik.
Karakteristik Aliran Realisme
·
Kebanyakan menampilkan tentang kehidupan
sehari - hari.
·
Biasanya menggambarkan suatu realita
hidup yang menceritakan kehidupan pribadi ataupun kehidupan dalam masyarakat.
·
Lukisan apa adanya.
·
Lukisan juga terlihat menyatu antara
objek satu dengan objek lainnya.
·
Lukisan ditekankan bukanlah obyek tetapi
suasana dari kenyataan tersebut.
Biografi Singkat Tokoh Aliran Realisme
Tokoh Indonesia
·
Raden Saleh
Lahir
di Semarang tahun 1807 – meninggal di Bogor pada tahun1880.
Raden Saleh dilahirkan dalam sebuah
keluarga Jawa ningrat. Darah seninya lebih diasah saat dia mengenyam pendidikan
di sekolah. Dia menyelesaikan SD dan SMP di Volkschool. Setelah dia pindah ke
Jakarta pada tahun , dia melanjutkan pendidikannya di berbagai sekolah. Dia
juga pernah memperdalam dan mengasah kemampuannya di Belanda
·
Trubus
Lahir di Wates - Yogyakarta, 23 April
1926. Trubus Soedarsono adalah seorang pelukis dan pematung yang belajar secara
otodidak. Berasal dari keluarga petani di Kabupaten Wates, DIY, Trubus tidak
pernah tamat sekolah dasar. Namun demikian Trubus di kemudian hari diangkat
menjadi dosen ASRI.
Pada mulanya Trubus bekerja sebagai
pemberi makan kuda andong di Yogyakarta. Karena nampak berbakat melukis, Daud
Jusuf mendaftarkannya sebagai anggota sanggar SIM (Seniman Indonesia Muda).
Trubus keluar dari SIM pada tahun 1947, di saat yang sama di mana Hendra
Gunawan mendirikan 'Pelukis Rakyat'. Trubus mengubur kehidupannya yang miskin
dalam tema-tema lukisannya yang serba indah, seperti kembang sepatu, penari
cantik, pemain piano, tafril lingkungan yang asri
·
S. Sudjojono
Sindoedarsono
Soedjojono (Kisaran, Sumatera Utara Mei
1913
– 25
Maret,
Jakarta,
1985)
merupakan pelukis legendaris di Indonesia. Dengan diawali oleh Trisno
Soemardjo, Sudjojono dijuluki sebagai Bapak Seni Rupa Indonesia Modern. Julukan
ini diberikan kepadanya karena Sudjojono adalah senimaan pertama Indonesia yang
memperkenalkan modernitas seni rupa Indonesia dengan konteks kondisi faktual
bangsa Indonesia. Ia biasa menulis namanya dengan “S. Sudjojono”.
·
Joko Pekik
Pernah
mengenyam pendidikan ASRI di Jogja ( Akademi Seni Rupa Indonesia ) yang
sekarang menjadi ISI ( Institut Seni Indonesia ), memiliki gaya dan karakter
Lukisan yang khas, beliau banyak mengkritisi dalam tatanan kehidupan sosial
melalui karya Lukisanya. Perjalanan hidupnya merupakan petualangan getir menuju
kesuksesan, karena kasus LEKRA beliau dikucilkan dari masyarakat, karya-karya
lukisanya tidak dihargai hingga pada era reformasi beliau mulai menemukan
secercah harapan.
·
Basuki
Abdullah
Pelukis
Maestro Legendaris Indonesia yang lahir di Surakarta, bakat dan talenta
melukisnya yang luar biasa terlihat dari setiap karya Lukisanya, warna-warna
yang terkombinasi matang, kehalusan goresan, kesempurnaan anatomi obyek dan
komposisi obyek. Basuki Abdullah semasa karirnya sebagai seorang Pelukis
Maestro, pernah mengawali karirnya studi di Belanda. Salah satu prestasinya
yang mengharumkan nama Bangsa Indonesia di mata Dunia adalah kesuksesanya
menjuarai lomba sayembara melukis pada waktu penobatan Ratu Yuliana (Belanda )
pada 6 September 1948, Basuki Abdullah menjadi juara dan berhasil menyingkirkan
87 Pelukis dari Eropa, beliau juga pernah diangkat menjadi Pelukis tetap di
Istana Merdeka, dan karya-karyanya banyak menghiasi ruangan Istana Merdeka.
·
Tarmizi
Itji Tarmizi
(lahir di Desa Tepi Selo, Lintau, Tanah
Datar, Sumatera
Barat, 21
Juli
1939 – meninggal
di Jakarta,
27
November 2001
pada umur 62 tahun) adalah seorang seniman senirupa Indonesia.
Lukisan Itji Tarmizi beraliran realisme-sosialis, bahkan dia dianggap salah
satu maestro di aliran itu. Dia adalah salah satu pelukis pada zaman orde
lama
periode 1950-1960-an, di mana pada masa itu tengah berlangsung sosialisme yang
gegap gempita. Salah satu pelukis kesayangan Soekarno
dan Mohammad Hatta
itu dianggap sebagai satu mata rantai yang hilang dalam jagad senirupa
Indonesia. Mata rantai itu adalah karya-karya senirupa periode 1950-1960-an
yang belum dikenal secara luas karena berada ditangan para kolektor.
·
Dullah
Pelukis
Dullah lahir di Solo, Jawa Tengah, 17 September 1919, ia dikenal
sebagai seorang pelukis realis. Corak lukisannya realistik. Mempunyai kegemaran
melukis portrait (wajah) dan komposisi-komposisi yang menampilkan banyak orang
(group). Diakui, Dullah belajar melukis dari dua orang Gurunya yang sekaligus
merupakan pelukis ternama, yaitu S. Sudjojono dan Affandi. Meskipun demikian
corak lukisannya tidak pernah mempunyai persamaan dengan dua orang gurunya
tersebut. Pernah dikenal sebagai pelukis istana selama 10 tahun sejak
awal tahun 1950-an, dengan tugas merestorasi lukisan (memperbaiki
lukisan-lukisan yang rusak) dan menjadi bagian dalam penyusunan buku koleksi
lukisan Presiden Soekarno. Dullah juga dikenal sebagai pelukis revolusi, karena
dalam karya-karyanya banyak menyajikan lukisan dengan tema-tema perjuangan
selama masa mempertahankan kemerdekaan.
·
Herri Soedjarwanto
Herri
yang dikenal sebagai seniman pelukis asal Solo, tapi 'numpang' lahir di Jombang
ini, tergolong pelukis ‘otodidak’. Ia salah satu pewaris tekhnik realisme
Dullah yang terpenting. Herri yang
pernah menjadi murid dan kemudian asisten Dullah itu, sangat dekat dengan
mantan pelukis Istana Presiden Soekarno itu.. Bahkan selama 5 tahun (1978-83 )
Herri pernah tinggal serumah dengan ‘Raja Realisme’ itu, di “Sanggar Pejeng“
Bali. Tak heran bila kemudian Herri dikenal sangat menguasai tehnik Dullah,
sehingga pada saat itu, meskipun tercatat sebagai murid termuda, Herri diangkat
sebagai asisten Dullah dan ditugasi untuk membimbing pelukis-pelukis Sanggar
Pejeng lainnya.
Tokoh Luar Negeri
·
Gustove Corbert
Gustave
Courbet merupakan pelukis pertama yang menerima istilah sebagai pelukis realisme (1819-1877).
Gustave Courbet merupakan orang yang sangat sederhana dari Ornans di perancis
begian timur. Courbet beranggapan bahwa romantisme seni hanya pelarian dari
kenyataan keras waktu itu, dan bahwa seniman harus melukis pengalamannya
sendiri. Courbet melukis kanvas yang besar dengan kehidupan sehari hari di perancis.
Salah satu lukisan pertamanya yang bergaya realisme
adalah “ Penguburan di Ornans “. Lukisan ini memperlihatkan sekelompok petani
berduka di sekeliling makam.
·
Edgar Degas
Edgar Degas
(lahir di Paris, 19 Juli 1834 – meninggal di Paris, 27 September 1917
pada umur 83 tahun), terlahir sebagai Hilaire-Germain-Edgar De Gas adalah
seorang pelukis dan pematung dari Perancis. Ia dianggap sebagai pendiri
impresionisme meskipun menolak istilah itu, dan lebih memilih disebut realis.
Sebagai juru gambar berbakat, ia banyak dikenal dengan subyek tari, dan hampir
separuh karyanya menggambarkan penari. Hal tersebut menunjukkan keahliannya
dalam penggambaran gerakan, juga subyek perlombaan dan wanita telanjang.
Potretnya dikenal akan kompleksitas psikologisnya dan penggambaran isolasi
manusia.
·
Thomas Eakins
Thomas Eakins
(1844-1916) adalah seorang pelukis dan pemahat asal Amerika Serikat.
Eakins dilahirkan di kota Philadelphia,
Pennsylvania,
Thomas Eakins dinilai mempunyai pengaruh
yang besar terhadap bidang seni dan kemanusiaan, bahkan setelah dia meninggal.
Meskipun ketika hidup banyak karya Eakins yang terlupakan, kini ia
merupakan salah satu seniman yang banyak dipelajari di berbagai penjuru dunia,
terutama dalam bidang seni seksualitas
·
Jean-François Millet
Jean Francois Millet (4 Oktober 1814 –
20 Jan 1875) adalah pelukis Perancis dari mazhab Barbizon. ia merupakan anak
pertama dari Jean Louis Nicolas dan Aimee Henriette Adelaide Henry Millet,
anggota komunitas petani di desa Gruchy. Karyanya bertema kehidupan tani yang
sederhana sehingga ia dijuluki sebagai pelukis petani. Ia belajar dari pelukis
konvensional Paul Delaroche, pelukis klasik Poussin dan pelukis realis
Goya.Sejak menetap di Barbizon ia meninggalkan tema klasik dan telanjang
(Oedipus taken from tree) dan beralih pada tema petani dengan tetap
mempertahankan realismenya Kritik bahwa temanya vulgar dan sosialistik
ditanggapinya dengan mengatakan bahwa aku hanya bercerita sebisaku tentang apa
yang kulihat dan kurasakan sendiri selagi aku bekerja
·
Alfredo Rodiguez
Lahir dan dibesarkan di Meksiko dalam
keluarga dengan sembilan anak, Alfredo menggunakan bakatnya untuk menambah
penghasilan keluarganya. Sekarang Alfredo Rodrigus tinggal di Barat dan
memenangkan penghargaan tertinggi dari beberapa dari organisasi yang paling
bergengsi,. Karya Karya Seni
Lukis Alfredo juga telah ditampilkan dalam majalah
seperti Art of the West, Informart, Western Horseman dan International Fine Art
Collector. Alfredo Rodriguez sudah menikmati pengakuan internasional oleh
kolektor seni pribadi dan korporasi, serta pujian kritis luas untuk karya seni
lukis luar biasa dari Amerika Barat.
·
Fransisco de Goya
Francisco José
de Goya Lucientes (30
Maret 1746
– 16
April 1828)
adalah pelukis
dan seniman grafis
dari Spanyol.
Goya adalah pelukis istana di Spanyol, juga seorang penulis sejarah. Ia
dianggap sebagai seniman old master terakhir dan juga termasuk seniman modern
pertama. Unsur-unsur dalam karya seninya yang subversif dan subjektif, juga keahliannya
dalam teknik melukis, menjadikan karyanya sebagai acuan bagi seniman generasi
selanjutnya seperti Manet
dan Picasso.
Kebanyakan karya-karya Goya ditampilkan di Museo del Prado
di Madrid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar