Jumat, 10 Maret 2017

REALISME



Pengertian Aliran Realisme
Menurut istilah, realisme yaitu aliran yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya tanpa menambah atau mengurangi objek, penggambaranya sesuai dengan kenyataan, memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. dari mulai karakter, suasana, dan objek, untuk mencapai tujuan yang lebih hidup.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa untuk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.
Sejarah Aliran Realisme

Pada abad ke-19 muncul juga gerakan sosialisme. gerakan ini mengajarkan kolektivisme dan kebersamaan. Karl Marx mengumumkan manifestonya dan dari manifesto ini lahirlah komunisme. Kepercayaan terhadap agama juga merosot sebagai akibat perkembangan iptek. Karena agama tidak lagi mndominasi kehidupan manusia, maka dicari formulasi baru terhadap kepercayaan agama. Hegel (Jerman) adalah orang yang melakukan pekerjaan itu.
Suatu perkembangan lebih lanjut dari realisme adalah aliran naturalisme, yang lahir dan berkembang di Perancis. Apabila realisme merupakan ucapan artistik suatu sikap terhadap kenyataan yang biasa pada berbagai individu di zaman apapun, maka naturalisme merpakan ucapan artistik di abad ke-19. Pengarang naturalisme, Emile Zola, mengatakan bahwa pengarang harus meniru ilmuwan dengan mengamati kenyataan tanpa menyelidki sebab-sebabnya mengapa kenyataan itu demikian. Pengarang naturalisme Perancis yang terkenal adalah Flaubert, Alphons Daudet, Maupassant, Zola, dan de Goncourt.
Realisme sering dibingungkan dengan naturalisme. Realisme menggambarkan kebobrokan kelas menengah, sementara naturalisme menggambarkan kebobrokan kelas gembel karena ambisi untuk dapat naik ke kelas yang lebih tinggi dengan mengorbankan apapun demi ambisinya tercapai—naturalisme tidak menghadirkan konflik-konflik yag berkaitan dengan moral. Dalam ilmu ada sosiologi (membahas kelompok-kelompok masyarakat) dan sosiatri (membahas kelompok masyarakat kelas rendah/gembel). Jadi, realisme berkaitan dengan sosiologidan naturalisme dengan sosiatri. Realisme sosial di Rusia merupakan kelanjutan realisme. Di Indonesia dikembangkan realisme sosialis oleh Lekra.
Suatu perkembangan realisme lain adalah Neue Sachlichkeit—dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah The New Objectivity– yang muncul pada awal abad ke-20. Aliran ini, sesuai dengan realisme, hendak mencapai gambaran kenyataan secara objektif, namun dengan banyak menghadirkan kritik sosial dan poltik.
Karakteristik Aliran Realisme
·         Kebanyakan menampilkan tentang kehidupan sehari - hari.
·         Biasanya menggambarkan suatu realita hidup yang menceritakan kehidupan pribadi ataupun kehidupan dalam masyarakat.
·         Lukisan apa adanya.
·         Lukisan juga terlihat menyatu antara objek satu dengan objek lainnya.
·         Lukisan ditekankan bukanlah obyek tetapi suasana dari kenyataan tersebut.


Biografi Singkat Tokoh Aliran Realisme
Tokoh Indonesia
·         Raden Saleh
Lahir di Semarang tahun 1807 – meninggal di Bogor pada tahun1880.
Raden Saleh dilahirkan dalam sebuah keluarga Jawa ningrat. Darah seninya lebih diasah saat dia mengenyam pendidikan di sekolah. Dia menyelesaikan SD dan SMP di Volkschool. Setelah dia pindah ke Jakarta pada tahun , dia melanjutkan pendidikannya di berbagai sekolah. Dia juga pernah memperdalam dan mengasah kemampuannya di Belanda
·         Trubus
Lahir di Wates - Yogyakarta, 23 April 1926. Trubus Soedarsono adalah seorang pelukis dan pematung yang belajar secara otodidak. Berasal dari keluarga petani di Kabupaten Wates, DIY, Trubus tidak pernah tamat sekolah dasar. Namun demikian Trubus di kemudian hari diangkat menjadi dosen ASRI. 
Pada mulanya Trubus bekerja sebagai pemberi makan kuda andong di Yogyakarta. Karena nampak berbakat melukis, Daud Jusuf mendaftarkannya sebagai anggota sanggar SIM (Seniman Indonesia Muda). Trubus keluar dari SIM pada tahun 1947, di saat yang sama di mana Hendra Gunawan mendirikan 'Pelukis Rakyat'. Trubus mengubur kehidupannya yang miskin dalam tema-tema lukisannya yang serba indah, seperti kembang sepatu, penari cantik, pemain piano, tafril lingkungan yang asri
·         S. Sudjojono
Sindoedarsono Soedjojono (Kisaran, Sumatera Utara Mei 191325 Maret, Jakarta, 1985) merupakan pelukis legendaris di Indonesia. Dengan diawali oleh Trisno Soemardjo, Sudjojono dijuluki sebagai Bapak Seni Rupa Indonesia Modern. Julukan ini diberikan kepadanya karena Sudjojono adalah senimaan pertama Indonesia yang memperkenalkan modernitas seni rupa Indonesia dengan konteks kondisi faktual bangsa Indonesia. Ia biasa menulis namanya dengan “S. Sudjojono”.
·         Joko Pekik
Pernah mengenyam pendidikan ASRI di Jogja ( Akademi Seni Rupa Indonesia ) yang sekarang menjadi ISI ( Institut Seni Indonesia ), memiliki gaya dan karakter Lukisan yang khas, beliau banyak mengkritisi dalam tatanan kehidupan sosial melalui karya Lukisanya. Perjalanan hidupnya merupakan petualangan getir menuju kesuksesan, karena kasus LEKRA beliau dikucilkan dari masyarakat, karya-karya lukisanya tidak dihargai hingga pada era reformasi beliau mulai menemukan secercah harapan.
·         Basuki Abdullah
Pelukis Maestro Legendaris Indonesia yang lahir di Surakarta, bakat dan talenta melukisnya yang luar biasa terlihat dari setiap karya Lukisanya, warna-warna yang terkombinasi matang, kehalusan goresan, kesempurnaan anatomi obyek dan komposisi obyek. Basuki Abdullah semasa karirnya sebagai seorang Pelukis Maestro, pernah mengawali karirnya studi di Belanda. Salah satu prestasinya yang mengharumkan nama Bangsa Indonesia di mata Dunia adalah kesuksesanya menjuarai lomba sayembara melukis pada waktu penobatan Ratu Yuliana (Belanda ) pada 6 September 1948, Basuki Abdullah menjadi juara dan berhasil menyingkirkan 87 Pelukis dari Eropa, beliau juga pernah diangkat menjadi Pelukis tetap di Istana Merdeka, dan karya-karyanya banyak menghiasi ruangan Istana Merdeka.


·         Tarmizi
Itji Tarmizi (lahir di Desa Tepi Selo, Lintau, Tanah Datar, Sumatera Barat, 21 Juli 1939 – meninggal di Jakarta, 27 November 2001 pada umur 62 tahun) adalah seorang seniman senirupa Indonesia. Lukisan Itji Tarmizi beraliran realisme-sosialis, bahkan dia dianggap salah satu maestro di aliran itu. Dia adalah salah satu pelukis pada zaman orde lama periode 1950-1960-an, di mana pada masa itu tengah berlangsung sosialisme yang gegap gempita. Salah satu pelukis kesayangan Soekarno dan Mohammad Hatta itu dianggap sebagai satu mata rantai yang hilang dalam jagad senirupa Indonesia. Mata rantai itu adalah karya-karya senirupa periode 1950-1960-an yang belum dikenal secara luas karena berada ditangan para kolektor.
·         Dullah
Pelukis Dullah lahir di Solo, Jawa Tengah, 17 September 1919, ia dikenal sebagai seorang pelukis realis. Corak lukisannya realistik. Mempunyai kegemaran melukis portrait (wajah) dan komposisi-komposisi yang menampilkan banyak orang (group). Diakui, Dullah belajar melukis dari dua orang Gurunya yang sekaligus merupakan pelukis ternama, yaitu S. Sudjojono dan Affandi. Meskipun demikian corak lukisannya tidak pernah mempunyai persamaan dengan dua orang gurunya tersebut.  Pernah dikenal sebagai pelukis istana selama 10 tahun sejak awal tahun 1950-an, dengan tugas merestorasi lukisan (memperbaiki lukisan-lukisan yang rusak) dan menjadi bagian dalam penyusunan buku koleksi lukisan Presiden Soekarno. Dullah juga dikenal sebagai pelukis revolusi, karena dalam karya-karyanya banyak menyajikan lukisan dengan tema-tema perjuangan selama masa mempertahankan kemerdekaan.
·         Herri Soedjarwanto
Herri yang dikenal sebagai seniman pelukis asal Solo, tapi 'numpang' lahir di Jombang ini, tergolong pelukis ‘otodidak’. Ia salah satu pewaris tekhnik realisme Dullah yang terpenting.  Herri yang pernah menjadi murid dan kemudian asisten Dullah itu, sangat dekat dengan mantan pelukis Istana Presiden Soekarno itu.. Bahkan selama 5 tahun (1978-83 ) Herri pernah tinggal serumah dengan ‘Raja Realisme’ itu, di “Sanggar Pejeng“ Bali. Tak heran bila kemudian Herri dikenal sangat menguasai tehnik Dullah, sehingga pada saat itu, meskipun tercatat sebagai murid termuda, Herri diangkat sebagai asisten Dullah dan ditugasi untuk membimbing pelukis-pelukis Sanggar Pejeng lainnya.

Tokoh Luar Negeri
·         Gustove Corbert
Gustave Courbet merupakan pelukis pertama yang menerima istilah sebagai pelukis realisme (1819-1877). Gustave Courbet merupakan orang yang sangat sederhana dari Ornans di perancis begian timur. Courbet beranggapan bahwa romantisme seni hanya pelarian dari kenyataan keras waktu itu, dan bahwa seniman harus melukis pengalamannya sendiri. Courbet melukis kanvas yang besar dengan kehidupan sehari hari di perancis. Salah satu lukisan pertamanya yang bergaya realisme adalah “ Penguburan di Ornans “. Lukisan ini memperlihatkan sekelompok petani berduka di sekeliling makam.
·         Edgar Degas
Edgar Degas (lahir di Paris, 19 Juli 1834 – meninggal di Paris, 27 September 1917 pada umur 83 tahun), terlahir sebagai Hilaire-Germain-Edgar De Gas adalah seorang pelukis dan pematung dari Perancis. Ia dianggap sebagai pendiri impresionisme meskipun menolak istilah itu, dan lebih memilih disebut realis. Sebagai juru gambar berbakat, ia banyak dikenal dengan subyek tari, dan hampir separuh karyanya menggambarkan penari. Hal tersebut menunjukkan keahliannya dalam penggambaran gerakan, juga subyek perlombaan dan wanita telanjang. Potretnya dikenal akan kompleksitas psikologisnya dan penggambaran isolasi manusia.
·         Thomas Eakins
Thomas Eakins (1844-1916) adalah seorang pelukis dan pemahat asal Amerika Serikat. Eakins dilahirkan di kota Philadelphia, Pennsylvania,
Thomas Eakins dinilai mempunyai pengaruh yang besar terhadap bidang seni dan kemanusiaan, bahkan setelah dia meninggal. Meskipun ketika hidup banyak karya Eakins yang terlupakan, kini ia merupakan salah satu seniman yang banyak dipelajari di berbagai penjuru dunia, terutama dalam bidang seni seksualitas
·         Jean-François Millet
Jean Francois Millet (4 Oktober 1814 – 20 Jan 1875) adalah pelukis Perancis dari mazhab Barbizon. ia merupakan anak pertama dari Jean Louis Nicolas dan Aimee Henriette Adelaide Henry Millet, anggota komunitas petani di desa Gruchy. Karyanya bertema kehidupan tani yang sederhana sehingga ia dijuluki sebagai pelukis petani. Ia belajar dari pelukis konvensional Paul Delaroche, pelukis klasik Poussin dan pelukis realis Goya.Sejak menetap di Barbizon ia meninggalkan tema klasik dan telanjang (Oedipus taken from tree) dan beralih pada tema petani dengan tetap mempertahankan realismenya Kritik bahwa temanya vulgar dan sosialistik ditanggapinya dengan mengatakan bahwa aku hanya bercerita sebisaku tentang apa yang kulihat dan kurasakan sendiri selagi aku bekerja
·         Alfredo Rodiguez
Lahir dan dibesarkan di Meksiko dalam keluarga dengan sembilan anak, Alfredo menggunakan bakatnya untuk menambah penghasilan keluarganya. Sekarang Alfredo Rodrigus tinggal di Barat dan memenangkan penghargaan tertinggi dari beberapa dari organisasi yang paling bergengsi,. Karya Karya Seni Lukis Alfredo juga telah ditampilkan dalam majalah seperti Art of the West, Informart, Western Horseman dan International Fine Art Collector. Alfredo Rodriguez sudah menikmati pengakuan internasional oleh kolektor seni pribadi dan korporasi, serta pujian kritis luas untuk karya seni lukis luar biasa dari Amerika Barat.
·         Fransisco de Goya
Francisco José de Goya Lucientes (30 Maret 174616 April 1828) adalah pelukis dan seniman grafis dari Spanyol. Goya adalah pelukis istana di Spanyol, juga seorang penulis sejarah. Ia dianggap sebagai seniman old master terakhir dan juga termasuk seniman modern pertama. Unsur-unsur dalam karya seninya yang subversif dan subjektif, juga keahliannya dalam teknik melukis, menjadikan karyanya sebagai acuan bagi seniman generasi selanjutnya seperti Manet dan Picasso. Kebanyakan karya-karya Goya ditampilkan di Museo del Prado di Madrid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar